Jumat, 26 Juni 2015

Sejarah Penembahana mempawah

BAB IV
PEMBAHASAN
A.       Sejarah Penembahana mempawah pada Pemerintahan Gusti Jamiril

Sebelum terkenalnya Kerajaan Mempawah yang dikenal dengan Istana Amantubillah dan Opu Daeng Manambon, dulu telah ada Kerajaan Dayak yang ketika itu sangat populer di Kalimantan Barat. Dan apabila ingin menceritakan tentang Pemerintah di Kalimantan Barat, maka tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan penduduk asli yaitu Suku Dayak yang dahulu menjadi penguasa.Kerajaan Melayu (Islam) di Kalimantan Barat tumbuh sebelum Imperium Malaka jatuh ketangan Portugis pada abad ke 16, sebagaimana yang telah kita ketahui adanya Kerajaan Mempawah, Kerajaan Sambas, Kerajaan Matan (Ketapang) dan sejumlah kerajan kecil lainnya di daerah pedalaman. Perkembangan Kerajaan Melayu di Kalimatan Barat, khususnya Sambas, Mempawah, dan Ketapang tidak terlepas dari kontibusi prajurit Bugis yang memainkan peran di Kepulauan Riau dan Tanah Semenanjung.Dalam hal kebudayaan yang ada di Kerajaan Mempawah salah satunya yaitu Ritual Robo'-Robo '. Sebagian masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, bulan Safar diyakini sebagi bulan naas dan sial. Sang Pencipta terpercaya menurunkan berbagai malapetaka pada Bulan Safar.oleh sebab itu, masyarakat yang menyakini akan mengelar ritual khusus agar terhindar dari "kemurkaan" Bulan Safar. Ritual tersebut juga untuk dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap arwah leluhur. Namun padangan tersebut di atas berbeda dengan pandangan masyarakat Kota Mempawah yang menganggap Bulan Safar sebagai bulan "keberkahan" dan kedatangannya senantiasa ditunggu. Karena pada bulan Safar terjadi peristiwa penting yang sangat besar artinya bagi masyarakat Kota Mempawah hinga saat ini. Kerajaan Mempawah banyak dikenal orang karena pemerintahan Opu Daeang Menambon, yaitu sejak tahun 1737. Pertama kali Kerajaan Mempawah berdiri, pusat pemerintahannya bukanlah terletak di Mempawah seperti yang terlihat bekas-bekas peninggalnnya sekarang. Tapi pusatnya terletak di Pegunungan Sadiniang (Mempawah Hulu). Pemerintah yan sangat terkenal saat itu adalah Pemerintah Suku Dayak, Dalam pemerintahan Kerajaan Mempawah, ada dua zaman yaitu zaman Hindu dan zaman Islam. Pada zaman Hindu Pemerintah di pimpin oleh Suku Dayak. Sedangkan pada zaman Islam di mulai dari kepemimpinan Opu Daeng Menambon. B. Zaman Hindu a. Pemerintahan Kerajaan Dayak dalam kekuasaan Patih Gumantar. Pada masa Kerajaan yang dipimpin oleh Patih Gumantar, disebut pemerintah Bangkule Rajakng, pusat pemerintahannya di Sadaniang, bahkan Pemerintah dinamakan kerajan Sadaniang. Pada masa kekuasaan Kerajaan Patih Gumantar, Pemerintah Bangkule Rajakng berada dalam era keberhasilan dan sangat terkenal. Sehingga pemerintah banyak negara tetangga ingin merebutnya. Salah satu Kerajaan itu adalah Kerajaan Suku Bijau (Bidayuh) di Sungkung. Wafatnya Opu daeng menambon yang bergelar pangeran masurya Negara pada tahun 1181 (1761 M) dan mengangakat menjadi raja dikerajaan Mempawah dan digantikan oleh anaknya Gusti Jamiril dengan gelar panembahan Adijaya Kusamajaya dan oleh orang-orang bugis pengikut setia Opu Daeng Menambon digelar karaeng katompo, pusat pemerintahan kerajaan dipindahkan dari sebukit rama (Negeri Lama) kekampung  Brunai di kelurahan pulau pedalaman Mempawah,kemudian istana tersebut oleh penembahan Adijaya kusuma jaya dinamakan dengan Amantubillah Warasululli Adijaya kusuma jaya dinamakan dengan Amantubillah warasulli Allah yang masksud maknanya adalah “Yakin Kepada Allah dan Yakin kepada Rasulnya”hingga sampai saat ini Isatana tersebut dikenal dengan nama Istana Amantubillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar