BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Penembahana mempawah pada Pemerintahan Gusti Jamiril
Sebelum
terkenalnya Kerajaan Mempawah yang dikenal dengan Istana Amantubillah dan Opu
Daeng Manambon, dulu telah ada Kerajaan Dayak yang ketika itu sangat populer di
Kalimantan Barat. Dan apabila ingin menceritakan tentang Pemerintah di
Kalimantan Barat, maka tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan penduduk asli
yaitu Suku Dayak yang dahulu menjadi penguasa.Kerajaan Melayu (Islam) di
Kalimantan Barat tumbuh sebelum Imperium Malaka jatuh ketangan Portugis pada
abad ke 16, sebagaimana yang telah kita ketahui adanya Kerajaan Mempawah,
Kerajaan Sambas, Kerajaan Matan (Ketapang) dan sejumlah kerajan kecil lainnya
di daerah pedalaman. Perkembangan Kerajaan Melayu di Kalimatan Barat, khususnya
Sambas, Mempawah, dan Ketapang tidak terlepas dari kontibusi prajurit Bugis
yang memainkan peran di Kepulauan Riau dan Tanah Semenanjung.Dalam hal
kebudayaan yang ada di Kerajaan Mempawah salah satunya yaitu Ritual Robo'-Robo
'. Sebagian masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, bulan Safar diyakini
sebagi bulan naas dan sial. Sang Pencipta terpercaya menurunkan berbagai
malapetaka pada Bulan Safar.oleh sebab itu, masyarakat yang menyakini akan
mengelar ritual khusus agar terhindar dari "kemurkaan" Bulan Safar.
Ritual tersebut juga untuk dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap arwah
leluhur. Namun padangan tersebut di atas berbeda dengan pandangan masyarakat
Kota Mempawah yang menganggap Bulan Safar sebagai bulan "keberkahan"
dan kedatangannya senantiasa ditunggu. Karena pada bulan Safar terjadi
peristiwa penting yang sangat besar artinya bagi masyarakat Kota Mempawah hinga
saat ini. Kerajaan Mempawah banyak dikenal orang karena pemerintahan Opu Daeang
Menambon, yaitu sejak tahun 1737. Pertama kali Kerajaan Mempawah berdiri, pusat
pemerintahannya bukanlah terletak di Mempawah seperti yang terlihat bekas-bekas
peninggalnnya sekarang. Tapi pusatnya terletak di Pegunungan Sadiniang
(Mempawah Hulu). Pemerintah yan sangat terkenal saat itu adalah Pemerintah Suku
Dayak, Dalam pemerintahan Kerajaan Mempawah, ada dua zaman yaitu zaman Hindu
dan zaman Islam. Pada zaman Hindu Pemerintah di pimpin oleh Suku Dayak.
Sedangkan pada zaman Islam di mulai dari kepemimpinan Opu Daeng Menambon. B.
Zaman Hindu a. Pemerintahan Kerajaan Dayak dalam kekuasaan Patih Gumantar. Pada
masa Kerajaan yang dipimpin oleh Patih Gumantar, disebut pemerintah Bangkule
Rajakng, pusat pemerintahannya di Sadaniang, bahkan Pemerintah dinamakan
kerajan Sadaniang. Pada masa kekuasaan Kerajaan Patih Gumantar, Pemerintah
Bangkule Rajakng berada dalam era keberhasilan dan sangat terkenal. Sehingga
pemerintah banyak negara tetangga ingin merebutnya. Salah satu Kerajaan itu
adalah Kerajaan Suku Bijau (Bidayuh) di Sungkung. Wafatnya Opu daeng menambon
yang bergelar pangeran masurya Negara pada tahun 1181 (1761 M) dan mengangakat
menjadi raja dikerajaan Mempawah dan digantikan oleh anaknya Gusti Jamiril
dengan gelar panembahan Adijaya Kusamajaya dan oleh orang-orang bugis pengikut
setia Opu Daeng Menambon digelar karaeng katompo, pusat pemerintahan kerajaan
dipindahkan dari sebukit rama (Negeri Lama) kekampung Brunai di kelurahan pulau pedalaman
Mempawah,kemudian istana tersebut oleh penembahan Adijaya kusuma jaya dinamakan
dengan Amantubillah Warasululli Adijaya kusuma jaya dinamakan dengan
Amantubillah warasulli Allah yang masksud maknanya adalah “Yakin Kepada Allah
dan Yakin kepada Rasulnya”hingga sampai saat ini Isatana tersebut dikenal
dengan nama Istana Amantubillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar